SAHID TOUR / ARTIKEL  / Indonesia Batal Haji di 2021, Bagaimana Peluang di 2022?

Indonesia Batal Haji di 2021, Bagaimana Peluang di 2022?

Jakarta – Karena pandemi, jamaah haji Indonesia tidak berangkat di tahun ini. bagaimana peluang haji di tahun 2022?

Pemerintah Indonesia membatalkan pemberangkatan haji 2021. Pembatalan ibadah haji terjadi karena pandemi COVID-19 dan tidak adanya kuota dari Arab Saudi.

Namun, bagaimana dengan tahun depan? Dalam kegiatan Indonesia Islamic Marketing Festival 2021 yang diadakan MarkPlus Islamic melalui Zoom, Senin (12/7/21), Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah, Khorizi, memberikan jawaban.

"Bagaimana persiapan tahun 2022? Tentu kita akan terus melakukan persiapan sesuai dengan undang-undang. Semua yang telah kita lakukan Insya Allah menuju tahun 2002, tetapi kalau kita bicara regulasi Arab Saudi kita tidak bisa berbuat apa-apa. Jangankan kita menanyakan tahun 2022, untuk Umroh akan datang saja mereka belum bisa jawab," kata Khorizi.
"Mereka sedang konsentrasi dengan Haji 2021. Jadi, Insya Allah Kementerian Agama bersama pemerintah dan stakeholder akan tetap konsentrasi memberikan yang terbaik. Karena, tingkat kepuasan akan menjadi prioritas kita dalam memberikan pelayanan ke jamaah," ujar Khorizi.

Dengan dua tahun beruntun tidak memberangkatkan haji maka masa tunggu jamaah haji makin lama. Khorizi bilang itu bukan hanya persoalan Indonesia, namun juga dihadapi jemaah di negara lain.

"Bagaimana menguraikan masa tunggu? Tidak ada cara lain untuk mengurangi masa tunggu, karena yang melewati masa tunggu ini tidak hanya Indonesia namun negara seluruh dunia," kata Khorizi.
"Kenapa ini bisa terjadi? Karena animo masyarakat untuk melaksanakan ibadah haji semakin banyak. Sementara itu, ruang dan waktunya segitu saja. Arafah, Muzdalifah, Mina masih seperti itu, tanggal haji pun masih seperti itu," dia menambahkan.

Khorizi menyebut salah satu langkah untuk memperpendek masa tunggu haji adalah dengan memberangkatkan sebanyak mungkin jemaah pada satu periode haji. Untuk mendapatkan tambahan kuota itu, mau tidak mau pemerintah Indonesia harus melobi Arab Saudi.

Indonesia seharusnya menjadi negara yang mendapatkan kuota haji paling banyak sedunia pada 2020. Yakni, sebesar 231.000 jemaah, dengan rincian 212.520 jemaah reguler dan 18.480 jemaah haji khusus.

"Nah bagaimana caranya? Tentu kita terus melakukan diplomasi, koordinasi dan lobi kepada Arab Saudi agar mau menambahkan jumlah jamaah atau jumlah kuota. Tentu harus diperhatikan Muzdalifah, Mina, Arafah itu. Kalau itu tidak diperhatikan kemudian menambah jumlah jamaah yang akan menderita nanti jamaah kita sendiri," Khorizi menjelaskan.

Khorizi pun menceritakan bagaimana haji tahun 2019 lalu. Tahun 2019 saja kalau makan, bisa berbagi. Jika tidur, bisa gantian tapi begitu mau buang hajat ngantrinya sampai 30 menit. Kalau yang masih muda tentu dia masih kuat tetapi sebagian besar jamaah haji Indonesia berusia di atas 60 tahun.

"Tentu kita akan mendorong pihak Arab Saudi untuk meningkatkan layanan fasilitas. Alhamdulillah sekarang seperti Masjid Nabawi sedang menambah kapasitasnya. Tetapi, untuk fasilitas lain tentu akan menjadi perhatian lain, bagaimana meningkatkan fasilitas lain itu, terutama untuk kamar mandi dan toilet," ujar Khorizi.

Khorizi menyebut salah satu langkah untuk memperpendek masa tunggu haji adalah dengan memberangkatkan sebanyak mungkin jemaah pada satu periode haji. Untuk mendapatkan tambahan kuota itu, mau tidak mau pemerintah Indonesia harus melobi Arab Saudi.

Indonesia seharusnya menjadi negara yang mendapatkan kuota haji paling banyak sedunia pada 2020. Yakni, sebesar 231.000 jemaah, dengan rincian 212.520 jemaah reguler dan 18.480 jemaah haji khusus.

Sumber :

https://travel.detik.com/travel-news/d-5641212/indonesia-batal-haji-di-2021-bagaimana-peluang-di-2022/2

No Comments

Leave a Reply:

× Whatsapp Kami sekarang