Saudi Longgarkan Aturan Prokes, Dirjen PHU Imbau Jemaah Tetap Vaksin Lengkap
Depok (PHU) — Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Hilman Latief mengimbau vaksin lengkap dan booster pada jemaah tetap harus dijalankan. Demikian disampaikan Hilman pada Kegiatan Focus Group Discussion Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Umrah Masa Pandemi Covid-19 yang diselenggarakan oleh Direktorat Bina Umrah dan Haji Khusus Dirjen PHU di Hotel Bumi Wiyata Depok, Selasa (08/03/2022).
"Pelaksanaan vaksin lengkap kepada jemaah Indonesia tetap harus diterapkan, karena vaksin lengkap masih menjadi persyaratan pemberangkatan ke Arab Saudi. Walaupun peraturan GACA dilonggarkan, kemungkinan Arab Saudi nantinya akan lebih teliti dengan melihat status vaksin yang ada," kata Hilman.
Adanya kebijakan terbaru dari Arab Saudi ini, sambung Hilman, tentu akan berpengaruh pada persiapan keberangkatan jemaah haji dan umrah kedepannya.
"Dengan adanya update kebijakan terbaru dari Arab Saudi, gambaran sistematis dan kajian mendetail terkait perkembangan umrah di Arab Saudi dan Indonesia saat ini diperlukan untuk keberangkatan jemaah umrah dan haji kedepannya," jelasnya.
“Dengan positivity rates jemaah umrah yang saat ini menyentuh angka 35%, perlu pertimbangan Kementerian Kesehatan, BNPB, dan pihak terkait lainnya untuk membuat keputusan ini. Dengan adanya kasus 5% jemaah umrah yang melakukan pelanggaran, tentu antisipasi dan kewaspadaan pemerintah perlu ditingkatkan dan diekplorasi terkait dengan sebab-sebab jemaah umrah Indonesia masih positif saat kepulangan di Tanah Air,” pungkas Hilman.
Ia kemudian mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan analisis dan strategi mendalam terkait tingginya angka positivity rates pada jemaah umrah Indonesia saat ini.
"Pada analisis Januari 2022, jemaah mengalami kenaikan karena Arab Saudi juga sedang mengalami kenaikan kasus. Namun, pada Maret ini kita harus melakukan strategi mendalam kenapa jemaah kita masih mengalami tingkat positif yang cukup tinggi," tandasnya.
Selain dari pelanggaran yang terjadi, mitigasi lainnya adalah keterlambatan tes PCR karena hanya ada 3 vendor yang dipilih oleh Kedutaan Arab Saudi.
"Dengan adanya pertambahan jemaah umrah, kami sudah bicara ke Kedutaan agar ditambah vendornya karena jemaah umrahnya sudah mulai banyak," katanya.
Hilman berharap evaluasi dan analisis data akan terus dilakukan. Perlindungan jemaah dan penurunan angka positif saat kepulangan dan masalah yang terjadi di lapangan akan menjadi fokus utama dalam melakukan mitigasi kebijakan umrah selanjutnya.
Sumber :